­

Ki Hajar Dewantara - Nelson Mandela - Thorin

11.59

sumber : www.linkedin.com

Akhirnya baru sempet nonton The Hobbit : The Battle of The Five Armies. Ada salah satu scene yang tiba-tiba bikin gemeter.

Bilbo : "The Dwarves, they're rallying!"
Gandalf : "They're rallying to their King"

Begitu Thorin keluar, tanpa ada komando, tanpa ada aba-aba, tiba-tiba semuanya bersatu ngelawan Orc. Because Thorin is their King. Thorin tanpa ragu langsung mimpin di medan perang dan semuanya gerak buat ngelawan pasukan Azog.

Dari adegan itu, langsung inget sama semboyan Ki Hajar Dewantara. Waktu SD, Tut Wuri Handayani mungkin hanya jadi semboyan yang nempel di dasi atau topi kita. Tapi setelah gede dan sudah masuk di dunia kerja, aku tau apa maknanya. Mulia banget.

Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
Di depan sebagai contoh, di tengah sebagai pelopor yang mencetuskan ide, di belakang memberikan dorongan dan arahan.

Pernah, suatu ketika rekan kantor ada masalah, kebetulan dia koordinatorku saat itu.
" Mas tau kan, materi Kepemimpinan, mas harus inget buat menempatkan posisi dimana. Mas di depan itu sebagai contoh kita, mas di tengah ngasih ide, mas di belakang ngasih kita motivasi. Mas gak perlu ada di depan terus, sekarang pikirin, untuk masalah ini, mas harus di depan, di tengah, atau di belakang?"

Aku rasa, setiap pemimpin minimal harus punya konsep ini dalam kepemimpinannya. Ini bukan cuma sekedar soft skill tapi sebagai pedoman, kiblat untuk Pemimpin agar bisa menempatkan status dan rolenya.

Selain Ki Hajar Dewantara, Nelson Mandela juga punya prinsip yang sama dalam Kepemimpinan.

"A leader is like a shephred. He stays behind the flock, letting the most nimble go out ahead, whereupon the others follow, not realizing that alonh they are being directed from behind"
- Long Walk to Freedom : The Authobography of Nelson Mandela -

Gak jauh beda dengan semboyan Tut Wuri Handayani, di konsep Nelson Mandela ini, Pemimpin dianalogikan seperti seorang Gembala. Seorang Gembala selalu berada di belakang kawanannya, membiarkan yang paling lincah ke depan, dimana yang lain mengikuti, tapi kawanan itu gak sadar bahwa selama ini mereka sedang dibimbing dari belakang.

Hakikatnya, seorang Pemimpin harus bisa menempatkan perannya dimana. Selain sebagai kiblat, pandangan Ki Hajar Dewantara dan Nelson Mandela ini, juga bisa digunakan dalam penyelesaian konflik. Bagaimana peran Pemimpin dalam menggiring konflik. Konflik klo dikelola dengan baik, bisa mempekuat dan melindungi identitas kelompok di kehidupan sosialnya. Selain itu, konflik juga bisa digunakan sebagai instrumen pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaan struktur sosial (Teori Konflik Lewis A. Coser).

"You were always my King, you used to know that once. You cant see what tou have become." 
- Dwalin to Thorin -

You Might Also Like

0 komentar